Minggu, 26 Oktober 2008

fraud


Risiko di dunia perbankan sebenarnya memang sudah lama disadari oleh para manajer bank, namun sejak munculnya kasus-kasus besar maka kita baru menyadari bahwa kemungkinan munculnya semakin menonjol belakangan ini. awal Tahun 2000 an yang lalu perbankan Indonesia kembali diterpa masalah yang menimpa bank-bank besar berupa fraud yang terjadi dibeberapa bank papan atas. Dalam kasus ini sering sistim internal control bank disalahkan, namun disisi lain, kecanggihan suatu sistim sulit menangkal niat personil untuk melakukan pembobolan.

Selain bank nasional, kasus fraud yang berbau kegagalan manajemen risiko juga melanda bank-bank kelas dunia seperti Barings dan NAB atau Credit Suisse Bank, etc bedanya kalau Barings benar-benar KO dan dijual ke ING dengan harga 1 pound, masalah pada NAB tidak menjungkirkan bank sampai collapse, namun sempat mengancam kelangsungan hidup bank itu akibat kerugian yang sangat besar. Kerugian pada kedua bank tersebut terjadi karena pejabat bank yang bersangkutan melakukan aktifitas berisiko yang terlalu besar yang melampaui kemampuan modal bank untuk menyerap risiko tersebut.
Kasus yang menimpa bank-bank dalam negeri relatif lebih sederhana, dimana pembobolan bank hanya melibatkan pejabat bank dengan nasabahnya, dimana pejabat bank ybs telah menyalahgunakan kewenangannya dalam melakukan transaksi.

menurut saya